Kisah Semut dan Kepompong

Dari cerita ini Bunda harap kamu dapat belajar menghargai orang lain. Tak perduli orang itu miskin atau tidak pintar. Tetap saja kamu tidak boleh meremehkan dan menghina mereka. Karena belum tentu kamu lebih baik dari mereka. Jadi belajarlah untuk menghargai orang lain.

Pada siang yang cerah, seekor anak semut sedang asik berjalan-jalan di atas pohon. Dengan riang dia berlarian di ranting. Saat dia sedang asik berlari, si semut melihat kepompong. Semut kecil tak pernah melihat kepompong sebelumnya. Dia memperhatikan kepompong yang hanya berdiam saja dan hanya sekali-kali bergerak, semutpun mendekatinya dan kembali memperhatikan kepompong
"Sungguh kasihan kamu ini" kata si semut dengan nada menghina.
"Nasibmu malang sekali, lihatlah aku bisa berlarian kesana kemari sesuka hatiku. Sedangkan kamu terpenjara dalam kulitmu itu dan hanya bisa menggerakkan sedikit tubuhmu" kata semut kembali menghina
Sebenarnya kepompong mendengar semua ejekan dan hinaan si semut, tapi dia hanya diam dan tak menjawab. 

Beberapa hari kemudian si semut kembali bermain di tempat kepompong, dia terkejut saat melihat kepompong itu sudah kosong dan hanya menyisakan cangkang kosong. Si semut pun bertanya-tanya dalam hati, apa yang terjadi pada kepompong itu. 

Tiba-tiba si semut merasakan hembusan angin dari belakangnya. Semut pun menoleh, dan dia melihat kupu-kupu yang sangat cantik berdiri di belakangnya.
"Hai semut, Lihatlah diriku..." Sapa kupu-kupu. Semut merasa heran, karena dia merasa tak pernah mengenal kupu-kupu cantik itu.
"Aku adalah kepompong yang beberapa hari lalu pernah kau hina.. Saat itu aku masih ada di dalam kepompong. Sekarang kau boleh menyombongkan diri bahwa kau bisa berlari cepat dan memanjat tinggi. Tapi mungkin aku tidak akan mendengar, karena aku akan terbang tinggi dan bermain bersama hembusan angin”.
Dan kupu-kupu itu segera terbang meninggalkan si semut

Author

Dituliskan oleh Oma

Sebuah asa yang kubuat untuk anak-anakku dengan harap semoga bisa mendampingi masa kecil kamu dan semoga bisa menjadi bekal dalam perjalananmu menuju dewasa

0 komentar: